AkhirMali.com News :
Diberdayakan oleh Blogger.

Kemajuan Islam Pada Masa Bani Abbasiyah

Kemajuan Islam Pada Masa Bani Abbasiyah
Kemajuan Islam Pada Masa Bani Abbasiyah | Dinasti Bani Abbasiyah - Kekuasaan dinasti Bani Abbas atau khilafah Abbasiyah sebagaimana disebutkan melanjutkan kekuasaan dinasti Bani Umayyah. Dinamakan khilafah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti ini adalah keturunan al-Abbas paman Nabi Muhammad SAW. Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abdullah al Saffah ibn Muhammad ibn Ali Ibn Abdullah ibn al-Abbas. Kekuasaannya berlangsung dalam rentang waktu yang panjang, dari tahun 132 H (750 M) sampai dengan 656 H (1258 M). Selama dinasti ini berkuasa, pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, sosial, dan budaya. Berdasarkan perubahan pola pemerintahan dan politik itu, para sejarawan biasanya membagi masa pemerintahan Bani Abbas menjadi 5 periode.

1. Periode pertama (132 H / 750 M – 232 H / 847 M), disebut periode pengaruh Persia pertama
2. Periode kedua (232 H / 847 M – 334 H / 945 M), disebut masa pengaruh Turki pertama
3. Periode ketiga (334 H / 945 M – 447 H / 1055 M), disebut masa kekuasaan dinasti Buwaih dalam pemerintahan khilafah Abbasiyah. Periode ini disebut juga masa pengaruh Persia kedua.
4. Periode keempat (447 H / 1055 M – 590 H / 1194 M), masa kekuasaan dinasti Bani Seljuk dalam pemerintahan khilafah Abbasiyah; biasanya disebut juga dengan masa pengaruh Turki kedua.
5. Periode kelima (590 H/ 1194 M – 656 H / 1258 M), masa khilafah bebas dari pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaanya hanya efektif di sekitar kota Bagdad.

Kemajuan Islam Pada Masa Bani Abbasiyah | Dinasti Bani Abbasiyah - Pada periode pertama pemerintahan bani Abbas mencapai puncak keemasannya. Secara politis, para khalifah betul-betul tokoh yang kuat dan merupakan pusat kekuasaan politik dan agama sekaligus. Di sisi lain, kemakmuran, masyarakat mencapai tingkat tertinggi. Periode ini juga berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan dalam Islam. Namun setelah periode ini berakhir, pemerintahan bani Abbas mulai menurun dalam bidang politik, meskipun filsafat dan ilmu pengetahuan terus berkembang.
Masa Daulah Abbasiyah berpusat di Baghdad, lima setengah abad lamanya, yaitu sejak bangunnya tahun 132 H (750 M) sampai jatuhnya kota Baghdad ke dalam tangan keganasan Hulako dalam tahun 656 H (1268 M).
Selama masa Daulah Abbasiyah, berkali-kali terjadi perubahan dalam kebudayaan Islam, sesuai dengan terjadinya perubahan dalam bidang politik, ekonomi dan sosial.
Berdasarkan perubahan demikian, maka para ahli kebudayaan Islam membagi masa kebudayaan Islam di zaman Daulah abbasiyah kepada 4 masa, yaitu :
1. Masa Abbasy I, yaitu semenjak lahirnya Daulah Abbasiyah tahun 132 H (750 M), sampai meninggalnya khalifah Al-Wasiq 232 H (847 M).
2. Masa Abbasy II, yaitu mulai khalifah Al-Mutawakkal dalam tahun 232 H (847 M) sampai berdirinya Daulah Buwaihiyah di Baghdad dalam tahun 334 H (946 M).
3. Masa Abbasy III, yaitu dari berdirinya Daulah Buwaihiyah tahun 334 H (946 M) sampai masuknya kaum seljuk ke Baghdad tahun 447 H (1055 M).
4. Masa Abbasy IV, yaitu masuknya orang-orang Seljuk ke Baghdad tahun 447 H (1055 M) sampai jatuhnya Baghdad ke tangan bangsa Tartar di bawah pimpinan Hulako tahun 656 H (1268 M).
Demikianlah pembagian masa kebudayaan Islam selama Daulah Abbasiyah. Tiap-tiap masa itu akan diuraikan perbedaan-perbedaannya dan persamaan-persamaannya, sesuai perubahan-perubahan dalam bidang politik, ekonomi dan sosial budaya.

Kemajuan Islam Pada Masa Bani Abbasiyah | Dinasti Bani Abbasiyah - POLITIK DAULAH ABBASIYAH I

Antara daulah abbasiyah dengan Daulah Amawiyah terdapat beberapa perbedaan yang prinsipal dalam sikap politik yang terpenting antaranya, yaitu :
1. Daulah Amawiyah, pada umumnya dalam segala bidang bercorak Arab murni.
2. Daulah Abbasiyah, di samping bercorak Arab murni juga telah terpengaruh dengan corak Persia, Turkia, dan lain-lainnya.
Adapun politik yang dijalankan oleh Daulah Abbasiyah I antara lain yaitu :
1. Para khalifah tetap dari turunan Arab murni, sementara para menteri, para gubernur, para panglima dan para pengawal lainnya, banyak diangkat dari golongan Mawaly turunan Persia.
2. Kota Baghdad sebagai ibu kota Negara, yang menjadi pusat kegiatan politik, ekonomi, sosial, dan kebudayaan, dijadikan "kota pintu terbuka", sehingga segala bangsa yang menganut berbagai keyakinan diizinkan bermukim di dalamnya. Dengan demikian, jadilah Baghdad kota Internasional yang sangat sibuk dan ramai, yang berkumpul di dalamnya unsur bangsa Arab, Turkia, Persia, Romawi, Qibthi, Hindi, Barbari, Zindi, dan sebagainya.
3. Ilmu pengetahuan dipandang sebagai sesuatu yang sangat penting dan mulia. Para khalifah dan para pembesar lainnya, membuka kemungkinan seluas-luasnya untuk kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Para khalifah sendiri, pada umumnya adalah ulama yang mencintai ilmu, menghormati sarjana dan memuliakan pujangga.
4. Kebebasan berfikir sebagai hak asasi manusia diakui sepenuhnya. Pada waktu itu akal dan pikiran dibebaskan benar-benar dari belenggu taklid, hal mana menyebabkan orang sangat leluasa mengeluarkan pendapat dalam segala bidang, termasuk bidang aqidah, falsafah, ibadah, dan sebagainya.
5. Para menteri turunan Persia diberi hak yang penuh dalam menjalankan pemerintahan, sehingga mereka memegang peranan penting dalam membina tamadun Islam. Mereka sangat mencintai ilmu dan mengorbankan kekayaannya untuk memajukan kecerdasan rakyat dan meningkatkan ilmu pengetahuan, sehingga karenanya banyaklah turunan Mawaly yang memberikan tenaga dan jasanya untuk kemajuan Islam.
Walau demikian dalam periode ini banyak tantangan dan gerakan politik yang mengganggu stabilitas, baik dari kalangan Bani Abbas sendiri maupun dari luar. Gerakan-gerakan itu seperti gerakan sisa-sisa Bani Umayah dan kalangan intern Bani Abbas, revolusi al Khawarij di Afrika Utara, gerakan zindik di Persia, gerakan Syi'ah dan konflik antar bangsa dan aliran pemikiran keagamaan.

Kemajuan Islam Pada Masa Bani Abbasiyah | Dinasti Bani Abbasiyah - POLITIK DAULAH ABBASIYAH II – III – IV

Dalam periode "Tiga Masa" ini, kekuasaan politik dari Daulah Islamiyah mulai menurun dan terus menurun, terutama kekuasaan politik sentral, karena negara-negara bagian (kerajaan-kerajaan kecil) sudah tidak begitu menghiraukan lagi Pemerintahan Pusat, kecuali pengakuan secara politis saja. Lantaran itu, kekuasaan "Militer Pusat" pun mulai berkurang daya pengaruhnya, sebab masing-masing panglima di daerah-daerah pun telah membentuk tentara sendiri.
Dalam periode ini, putuslah ikatan-ikatan politik antara wilayah-wilayah Islam, demikian tulis Khudary Bek.
Apabila kita menoleh ke sebelah barat, akan kita dapati Bani Umayyah telah menampilkan Abdurrahman Nassir menjadi Amiril Mukminin di Andalusia, karena dilihatnya kelemahan Daulah Abbasiyah.
Di Afrika Utara kita dapati Syi'ah Ismailliyah telah membentuk kerajaannya dengan nama Daulah Fathimiyah, dengan mengangkat Ubaidullah al-Mahdi menjadi Amirul Mukminin dan kota Mahdiyah dekat Tunis dijadikan pusat kerajaannya.
Di Mesir kita dapati Muhammad Ikhsyid berkuasa atas nama Bani Abbas; demikian pula di Halab dan Musil Bani Hamdan bertindak.
Di Yaman, Syi'ah Zaidiyah semakin kuat kedudukannya, sementara di ibu kota Negara Baghdad Daulah Bani Buwaihi berkuasa dalam praktek dan Bani Abbas hanya nama saja.
Bila kita melihat ke sebelah timur, akan kita dapati Daulah Samaaniyah yang berkedudukan di Bukhara berpengaruh besar.
Demikianlah, Dunia Islam telah putus mata rantai sambungannya, tidak ada lagi kesatuan politik……, sehingga akhirnya datanglah Hulako dengan tentara Tartarnya menghancurkan kota Baghdad, dan berakhirnya Daulah Abbasiyah.

DAFTAR PUSTAKA Kemajuan Islam Pada Masa Bani Abbasiyah | Dinasti Bani Abbasiyah - 

Hajjmy, Al, Prof., 1995, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT. Bulan Bintang, cet. Ke-5.
Stryzewska, Bojena gajane, Tarikh al-Daulat al-Islamiyah, Beirut : al-Maktab al-Tijari.
Yatim, Badri Drs, MA., 1997, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 

Kemajuan Khilafah Bani Umayyah (Sejarah Peradaban Islam)

Kemajuan Khilafah Bani Umayyah (Sejarah Peradaban Islam)
Khilafah Bani Umayyah | Kemajuan Islam Pada Masa Bani Umayyah
Khilafah Bani Umayyah

A. Asal Usul Dan Pertumbuhan Dinasti Muawiyah

Kemajuan Islam Pada Masa Bani Umayyah - Bani umayyah atau kekholifahan umayyah adalah kekholifahan islam pertama setelah masa khulafaur rosyiddin yang memerintah dari 661 sampai 750 di jazirah arab dan sekitarnya, serta dari 756 sampai 1031 di Lordova spanyol. Nama dinasti ini diambil dari tokoh umayyah bin Abd Asy-Syams, kakek buyut dari kholifah pertama bani umayyah yaitu muawiyah I. Kholifah-kholifah besar dinasti bani umayyah ini adalah muawiyyah bin Abi Sufyan (661-680 M), Abd Al-Malik ibn Marwan (685-705 M), Al-Walid ibn Abdul Malik (705-715 M), Umar ibn Abd Al-Aziz (717-720 M), dan Hasyim ibn Abd Al-Malik (724-743 M).

Kekusaan bani umayyah berumur kurang lebih 90 tahun. Ibu kota negara dipindahkan muawiyah dari madinah ke damaskus tempat ia berkuasa sebagai gurbernur sebelumnya. Ekspansi yang terhenti pada masa kholifah usman dan ali dilanjutkan kembali oleh dinasti ini, ekspansi ketimur dilakukan oleh muawiyah kemudian dilanjutkan oleh kholifah Abd Al-Malik. Sedangkan ekspansi ke barat dilanjutkan dizaman Al-Walid ibnu Abdul Malik.

Dengan keberhasilan ekspansi kebeberapa daerah, baik ditimur maupun barat. Wilayah kekuasaan islam masa bani umayyah ini betul-betul sangat luas. Daerah-daerah itu meliputi spanyol, afrika utara, syiriah, palestina, jazirah arab, irak, sebagian asia kecil, persia, afganistan, daerah yang sekarang disebut pakistan, purkmenia, uzbek dan kirgis diasia tengah.

Disamping ekspansi kekuasaan islam bani umayah juga berjasa dalam pembangunan diberbagai bidang diantaranya, mendirikan dinas pos dan tempat-tempat tertentu dengan menyediakan kuda yang lengkap serta peraltannya sepanjang jalan, menertibkan angkatan bersenjata dan mencetak uang, membangun panti-panti untuk orang-orang yang cacat, membangun jalan-jalan raya yang menghubungkan antara satu daerah dengan daerah yang lainnya, pabrik-pabrik, gedung-gedung pemerintahan dan juga masjid-masjid yang megah.

B. Sistem Kepemimpinan Dinasti Muawiyah

Memasuki masa kekuasaan muawiyah yang menjadi awal kekuasaan bani umayyah. Pemerintahan yang bersifat demokratis berubah menjadi monarchiheridetis (kerajaan turun menurun). Kekholifahan muawiyyah diperoleh melalui kekerasan, diplomasi dan tipu daya tidak dengan pemulihan atau suara terbanyak.

Ciri-ciri khusus pemerintah dinasti muawiyyah diantaranya adalah :

1) Unsur pengikat bangsa lebih ditekankan pada peresatuan politik.

2) Khalifah adalah jabatan sekuler.

3) Kholifah berkedudukan sebagai kepala pemerintahan eksekutif.

4) Arab sentries.

5) Model yang di contoh dalam pengolahan pemerintahan adalah model bizantium.

C. Peradaban Muslim Pada Dinasti Muawiyah

Peradaban muslim pada dinasti muawiyah mengalami beberapa kemajuan diantaranya : 

1. Kemajuan Dalam bidang Politik

a) Sistem Pemerintahan

Setelah muawiyah berkuasa ia melakukan beberapa perombakan besar-besaran dalam sistem pemerintahan dan ketatanegaraan, yakni dengan mendirikan lembaga-lembaga politik yang bertujuan untuk mempermudah pelaksanaan program pemerintahan.

Diantaranya lembaga negara yang dibentuk adalah :

1) Al-Nizhm Al-Siyasi yang bertugas untuk mengkaji masalah jabatn khalifah.

2) Lembaga kementrian (Wizarah)yang bertugas untuk menangani masalah-masalah yang ada di departemen-departemen.

3) Lembaga kesekretariatan negara (kitabah).

4) Lembaga keamanan pribadi khalifah (hijabah) yang bertugas untuk menjaga keamanan diri dan keluarga khalifah dari berbagai kemungkinan negatif yang datang dari pihak luar.

b) Pembentukan lembaga wazir atau perdana menteri

Seseorang wazir berfungsi sebagai pendamping khalifah memiliki kewenangan untuk menggantikan beban dan tanggung jawab khalifah dalam menjalankn pemerintahan sehari-hari, apabila khalifah tengah berhalangan atau tidak dapat menjalankan pamrintahan karena sesuatu.

c) Pembentukan kelembagaan negara

Bentuk kelembagaan negara yang dibentuk adalah :

1) Kholifah adalah kepala negara dan penguasa tertinggi.

2) Ahlul halli wal aqdi adalah para anggota dewan seperti parlemen sekarang.

3) Qadli al-qudiat (kelembagaan kehakiman) yang memiliki tugas, fungsi, wewenang untuk membantu kholifah dalam membuat keputusan hukum dalam pemerintahan.

d) Pembentukan tata usaha negara (Al-Hizham al-idary) yang bertugas untuk mengatur sistem pemerintahan negara, diantara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah wilayah.

2. Kemajuan dalam bidang militer

Kemajuan dalam bidang militer ini dapat dibuktikan dengan dibangunnya pabrik-pabrik senjata diwilayah afrika utara dan dibangunnya kapal perang diteluk raudlah di laut tengah oleh para khalifah bani umayah.

3. Bidang administrasi

Untuk kelancaran pekerjaan pemerintahan dibentuklah lembaga administrasi negara seperti diwanul kitabah yang membawahi bidang-bidang seperti :

a) Katib al-rasail yaitu sekretaris bidang keuangan.

b) Katibul jund yaitu sekretaris militer.

c) Katib al-syuhtah yaitu sekretaris bidang kepolisian.

d) Katib al-qadhi yaitu sekretaris bidang kehakiman.

4. Kemajuan dalam bidang sosial budaya

Beberapa kemajuan dalam bidang sosial budaya antara lain yaitu :

a) Kemajuan dibidangbahasa dan sastra.

b) Kemajuan di bidang seni rupa.

c) Seni bangunan dan arsitektur.

5. Kemajuan didalam bidang ilmu pengetahuan

a) Ilmu-ilmu agama

Diantaranya ilmu-ilmu agama yang mengalami perkembangan adalah ilmu Al-qur’an, ilmu hadits, ilmu fiqih.

b) Ilmu sejarah dan geografi.

c) Ilmu kedokteran.

D. Lemunduran Dinasti Muawiyah

Faktor-faktor yang menyababkan dinasti umayyah lemah dan mengalami kehancuran adalah :

1) Tidak jelasnya sistem peralihan kekuasaan yang akhirnya menyebabkan timbulnya perebutan kekuasaan antara ahli waris.

2) Konflik dengan pengikut syiah dan khawarij.

3) Adanya pertentangan etnis yang semakin meruncing antara bani qays dan bani kalb.

4) Adanya sikap hidup mewah dilingkungan istana sehingga anak-anak khalifah tidak sanggup memikul beban berat kenegaraan tatkala mereka mewarisi kekuasaan.

5) Munculnya kekuatan baru yang dipelopori keturunan al-abbas ibn abd al-mutholib yang mendapat dukungan dari bani hasyim dan kaum mawali yang merasa dikelas duakan oleh pemerintahan bani umayyah.



DAFTAR PUSTAKA Kemajuan Islam Pada Masa Bani Umayyah

Yatim badri. 1993. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta : Rajawali Pers.
Murodi. 2009. Sejarah Kebudayaan Islam. Semarang : PT. Karya Toha Putra.

Kemajuan Islam Pada Masa Khulafaur Rasyidin

Kemajuan Islam Pada Masa Khulafaur Rasyidin

Kemajuan Islam Pada Masa Khulafaur Rasyidin

Pengertian Khulafaur Rasyidin

Kemajuan Islam Pada Masa Khulafaur Rasyidin - Khulafaur Rasyidin atau Khulafa ar-Rasyidun adalah wakil-wakil atau khalifah-khalifah yang benar atau lurus. Mereka adalah waris kepemimpinan Rasulullah selepas kewafatan junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Para tokoh ini merupakan orang-orang yang arif bijaksana, jujur dan adil dalam memberikan keputusan dan menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dalam masyarakat. Pada saat perlantikan mereka dibuat secara syura yaitu perbincangan para sahabat atau pilihan khalifah sebelum. 

Kemajuan Islam Pada Masa Khulafaur Rasyidin - Selepas pemerintahan ini, kerajaan Islam diganti oleh kerajaan Ummaiyyah. Khalifah adalah pemimpin yang diangkat sesudah nabi Muhammad SAW wafat untuk menggantikan beliau melanjutkan tugas-tugas sebagai pemimpin agama dan kepala pemerintahan. Adapun Khulafaur Rasyidin dalam sejarah islam yang dimaksud terdiri daripada empat orang sahabat sebagai berikut:
  1. Saidina Abu Bakar ( 632-634 M ) 
  2. Saidina Umar bin Khatab ( 634-644 M ) 
  3. Saidina Uthman bin Affan ( 644-656 M ) 
  4. Saidina Ali bin Abi Talib ( 656-661 M )


Khulafaur Rasyidin - Keempat khalifah diatas bukan saja berhasil dalam melanjutkan risalah islam dan menegakkan tauhid, tetapi juga menyebarluaskan ke seluruh penjuru alam ini. 

Kemajuan Islam Pada Masa Khulafaur Rasyidin - KHALIFAH ABU BAKAR AS-SIDDIQ (632-634 M ) Setelah nabi wafat, sebagai pemimpin umat islam adalah Abu Bakar As-Siddik sebagai kholifah. Kholifah adalah pemimpin yang diangkat setelah nabi wafat untuk menggantikan nabi dan melanjutkan tugas-tugas sebagai pemimpin agama dan pemerintah. 
Kemajuan Islam Pada Masa Khulafaur Rasyidin - Menjadi Khalifah Pertama Semasa Rasulullah SAW sedang sakit tenat, baginda mengarahkan supaya Saidina Abu Bakar mengimamkan solat orang Islam. Selepas kewafatan Nabi Muhammad SAW., sebuah majlis yang dihadiri oleh golongan Ansar dan Muhajirin ditubuhkan untuk melantik seorang khalifah bagi memimpin umat Islam. Hasil dari perjumpaan itu, Saidina Abu Bakar dilantik dan menjadi khalifah pertama umat Islam. 

Kemajuan Islam Pada Masa Khulafaur Rasyidin - Perlantikan Saidina Abu Bakar mendapat tentangan daripada beberapa orang yang ingin melantik Saidina Ali Abi Talib sebagai khalifah kerana Saidina Ali merupakan menantu dan anak saudara Rasulullah SAW. Golongan Syiah yang merupakan golongan daripada keluarga Bani Hashim menentang perlantikan Saidina Abu Bakar. Tentangan itu tamat selepas Sayyidina Ali Abi Talib membaihkan Saidina Abu Bakar. Khulafaur Rasyidin - Ada pendapat mengatakan bahawa Saidina Ali bin Abi Talib hanya membaihkan Saidina Abu Bakar selepas enam bulan. 

Kemajuan Pada Masa Khulafaur Rasyidin -  Ekspedisi ke Utara Selepas berjaya mengurangkan golongan riddah, Syaidina Abu Bakar mula menghantar panglima-panglima perang Islam ke utara untuk memerangi Byzantine (Rom Timur) dan Empayar Parsi. Khalid Al-Walid berjaya menawan Iraq dalam hanya satu kempen ketenteraan. Beliau juga menempuh kejayaan dalam beberapa ekspedisi ke Syria. Menurut seorang orientalis Barat, kempen Saidina Abu Bakar hanyalah sebuah lanjutan daripada Perang Riddah. Hal ini jelas salah memandangkan kebanyakan golongan riddah terletak di selatan Semenanjung Arab dan bukannya di utara.

Khulafaur Rasyidin - Pengumpulan Al-Quran
Menurut ahli sejarah Islam, selepas Perang Riddah ramai orang yang mahir menghafaz Al Quran terbunuh. Saidina Umar Al-Khatab (khalifah yang berikutnya) meminta Saidina Abu Bakar untuk mula menjalankan aktvitas pengumpulan semula ayat-ayat Al Quran. Saidina Uthman Affan kemudiannya melengkapkan aktiviti pengumpulan Al Quran semasa beliau menjadi khalifah. 

Khulafaur Rasyidin - Kewafatan Saidina Abu Bakar As-Siddiq
Saidina Abu Bakar wafat pada 23 Agustuss 634 di Madinah yaitu dua tahun selepas menjadi khalifah. Ada dua pendapat mengenai sebab kematian Saidina Abu Bakar. Ada yang mengatakan disebabkan keracunan dan ada pula yang mengatakan Saidina Abu Bakar meninggal dunia secara biasa. Sebelum kewafatannya, Saidina Abu Bakar memesankan kepada masyarakat untuk menerima Saidina Umar Al-Khatab sebagai khalifah yang baru. Saidina Abu Bakar dikebumikan di sebelah makam Nabi Muhammad s.a.w. di Masjid an-Nabawi yang terletak di Madinah. 

Khulafaur Rasyidin - Sumbangan Saidina Abu Bakar Saidina Abu Bakar walaupun hanya memerintah selama dua tahun (632-634), tetapi beliau banyak menyumbang terhadap perkembangan Islam. Beliau berjaya menumpaskan golongan Riddah yang ada diantaranya murtad dan ada diantaranya mengaku sebagai nabi. Beliau juga mula mengumpulkan ayat-ayat Al Quran dan beliau juga berjaya meluaskan pengaruh Islam. Kekuasaan yang dijalankan pada massa khalifah Abu Bakar, sebagaimana pada masa Rasululllah, bersifat sentral; kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif terpusat ditangan Khalifah. Selain menjalankan roda pemerintahan, khalifah juga melaksanakan hukum,. Meskipun demikian, seperti juga Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar selalu mengajak sahabat-sahabatnya bermusyawarah.

Khulafaur Rasyidin - KHALIFAH UMAR BIN-KHATAB ( 634-644 M )
Setelah Abu Bakar menunjuk penggantinya yaitu Umar Bin Khattab, yang tujuannya adalah untuk mencegah supaya tidak terjadi perselisihan dan perpecahan dikalangan umat islam. Pada masa umar bin Khattab, kondisi politik dalam keadaan stabil, usaha perluasan wilayah islam pemperoleh hasil yang gemilang. Wilayah islam pada masa umar bin Khattab meliputi Semenanjung Arabiah, Palestina, Syria, Irak, Persia dan Mesir. 

Khulafaur Rasyidin - Dengan meluasnya wilayah Islam mengakibatkan meluas pula kehidupan dalam segala bidang. Untuk memenuhi kebutuhan ini diperlukan manusia yang memiliki keterampilan dan keahlian, sehingga dalam hal ini diperlukan pendidikan. Pada masa Kholifah Umar Bin Khattab, sahabat-sahabat yang sangat berpengaruh tidak diperbolehkan untuk keluar daerah kecuali atas izin dari Kholifah dan dalam waktu yang terbatas. Jadi, kalau ada diantara umat Islam yang ingin belajar hadis harus pergi ke madinah, ini berarti bahwa penyebaran ilmu dan pengetahuan para sahabat dan tempat pendidikan adalah berpusat di Madinah. 

Khulafaur Rasyidin - Pemerintahan Sayyidina Umar
Semasa pemerintah Saidina Umar, Empayar Islam berkembang dengan pesat; menawan Mesopotamia dan sebahagian kawasan Parsi daripada Empayar Parsi (berjaya menamatkan Empayar Parsi), dan menawan Mesir, Palestin, Syria, Afrika Utara, dan Armenia daripada Byzantine (Rom Timur). Ada diantara pertempuran ini menunjukkan ketangkasan tentera Islam seperti Perang Yarmuk yang menyaksikan tentera Islam yang berjumlah 40,000 orang menumpaskan tentera Byzantine yang berjumlah 120,000 orang. Hal ini mengakhiri pemerintahan Byzantine di selatan Asia Kecil. 

Khulafaur Rasyidin - Pada tahun 637, selepas pengempungan Baitulmaqdis yang agak lama, tentera Islam berjaya menakluk kota tersebut. Paderi besar Baitulmuqaddis yaitu Sophronius menyerahkan kunci kota itu kepada Saidina Umar. Beliau kemudiannya mengajak Saidina Umar supaya bersembahyang di dalam gereja besar Kristian yaitu gereja Church of the Holy Sepulchre. Saidina Umar menolak dan sebaliknya menunaikan solat tidak beberapa jauh daripada gereja tersebut kerana tidak ingin mencemarkan status gereja tersebut sebagai pusat keagamaan Kristian. 50 tahun kemudian, sebuah masjid yang digelar Masjid Umar dibina di tempat Saidina Umar menunaikan solat. 

Sejarah Peradaban Islam | Khulafaur Rasyidin -  Saidina Umar banyak melakukan reformasi terhadap sistem pemerintahan Islam seperti menubuhkan pentadbiran baru di kawasan yang baru ditakluk dan melantik panglima-panglima perang yang berkebolehan. Semasa pemerintahannya juga kota Basra dan Kufah dibina. Saidina Umar juga amat dikenali kerana kehidupannya yang sederhana. 

Sejarah Peradaban Islam | Khulafaur Rasyidin -  Wafatnya Sayyidina Umar 
Saidina Umar wafat pada tahun 644 selepas dibunuh oleh seorang hamba Parsi yang bernama Abu Lu’lu’ah. Abu Lu’lu’ah menikam Saidina Umar kerana menyimpan dendam terhadap Saidina Umar. Dia menikam Saidina Umar sebanyak enam kali sewaktu Saidina Umar menjadi imam di Masjid al-Nabawi, Madinah. Saidina Umar meninggal dunia dua hari kemudian dan dikebumikan di sebelah makam Nabi Muhammad SAW dan makam Saidina Abu Bakar. 

Sejarah Peradaban Islam | Khulafaur Rasyidin -  Selepas kematiannya lalu Saidina Utsman bin Affan dilantik menjadi khalifah. Diantara perkembangan yang ada pada masa Khalifah Umar adalah: 
  1. Pemberlakuan Ijtihad  
  2. Menghapuskan zakat bagi para muallaf 
  3. Menghapuskan hukum mut’ah
  4. Lahirnya ilmu Qira’at
  5. Penyebaran Ilmu Hadits
  6. Menempa mata uang dan
  7. menciptakan tahun Hijriah 


Sejarah Peradaban Islam | Khulafaur Rasyidin -  KHALIFAH USMAN BIN AFFAN ( 644-656 M ) Usman Bin Affan adalah termasuk saudagar besar dan kaya dan sangat pemurah menafkahkan kekayaannya untuk kepentingan umat islam. Usman dianggap menjadi Kholifah hasil dari pemilihan panitia enam yang ditunjuk oleh Kholifah Umar bin Khattab menjelang beliau akan meninggal. Pada masa Kholifah Usman bin Affan, pelaksanaan pendidikan islam tidak jauh berbeda dengan masa sebelumnya. 

Sejarah Peradaban Islam | Khulafaur Rasyidin -  Pendidikan di masa ini hanya melanjutkan apa yang telah ada, namun hanya sedikit terjadi perubahan yang mewarnai pendidikan islam. Para sahabat yang berpengaruh dan dekat dengan Rasullullah yang tidak diperbolehkan meninggalkan madinah dimasa Umar, diberikan kelonggaran untuk keluar dan menetap di daerah-daerah yang mereka sukai. Kebijakan ini sangat besar pengaruhnya bagi pelaksanaan pendidikan di daerah-daerah. 

Sejarah Peradaban Islam | Khulafaur Rasyidin -  Proses pelaksanaan pola pendidikan pada masa Usman ini lebih ringan dan lebih mudah di jangkau oleh peserta didik yang ingin menuntut dan belajar islam dan dari segi pusat pendidikan juga lebih banyak, sebab pada masa ini para sahabat bias memilih tempat mereka inginkan untuk memberikan pendidikan pada masyarakat. Kholifah Usman sudah merasa cukup dengan pendidikan yang sudah berjalan, namun begitu ada satu usaha yang cemerlang yang telah terjadi di masa ini yang berpengaruh luar biasa bagi pendidikan islam, yaitu untuk mengumpulkan tulisan ayat-ayat Al-Qur’an. 

Sejarah Peradaban Islam | Khulafaur Rasyidin - Berdasarkan hal-hal ini, Kholifah Usman memerintahkan kepada tim untuk menyalin tersebut, ada pun tim tersebut adalah : Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Zaid bin Ash, dan Abdurrahman bin Harist. Saidina Usman menjadi khalifah selepas Saidina Umar bin Khatab dibunuh pada tahun 644. Beliau memerintah selama dua belas tahun iaitu dari tahun 644 sehingga tahun 656. Antara pembaharuan yang dibuat ialah menubuhkan Angkatan Tentera Laut yang diketuai oleh Muawiyah dan membuat dasar terbuka dalam hubungan politik dan urusan dagangan Semasa pemerintahannya, keseluruhan Iran, sebahagian daripada Afrika Utara, dan Cyprus menjadi sebahagian daripada empayar Islam. 

Sejarah Peradaban Islam | Khulafaur Rasyidin -  Saidina Uthman wafat pada tahun 656 akibat dibunuh oleh pemberontak yang tidak puas hati dengan pemerintahannya. Diantara perkembangan yang ada pada masa Khalifah Ustman adalah :
  1. Penaskahan Al-Qur’an
  2. Perluasan Masjid Nabawi dan Masjidil Haram
  3. Didirikannya masjid Al-Atiq di utara benteng babylon
  4. Membangun Pengadilan
  5. Membentuk Angkatan Laut
  6. Membentuk Departemen


Sejarah Peradaban Islam | Khulafaur Rasyidin -  KHALIFAH ALI BIN ABI THALIB ( 656-661 M ) Pada tahun 656 masihi, khalifah Ali bin Abi Thalib, Islam yaitu Saidina Uthman bin Affan wafat kerana dibunuh di dalam rumahnya sendiri. Segelintir masyarakat kemudiannya mencadangkan Saidina Ali supaya menjadi khalifah tetapi Saidina Ali menolak. Selepas didesak oleh pengikutnya, beliau akhirnya menerima untuk menjadi khalifah. Ali adalah Kholifah yang keempat setelah Usman bin Affan. 

Sejarah Peradaban Islam | Khulafaur Rasyidin -  Pada pemerintahannya sudah diguncang peperangan dengan Aisyah beserta Talhah dan Abdullah bin Zubair karena kesalahpahaman dalam menyikapi pembunuhan terhadap usman, peperangan di antara mereka disebut perang Jamal (unta) karena Aisyah menggunakan kendaraan unta. Setelah berhasil mengatasi pemberontakan Aisyah, muncul pemberontakan lain, sehingga masa kekuasaan Kholifah Ali tidak pernah mendapatkan ketenangan dan kedamaian. 

Sejarah Peradaban Islam | Khulafaur Rasyidin -  Muawiah sebagai gubernur Damaskus memberontak untuk menggulingkan kekuasaannya. Perang ini disebut dengan perang Siffin, karena terjadi di Siffin. Ketika tentara muawiyah terdesak oleh pasukan Ali, maka Muawiyah segera mengambil siasat untuk menyatakan tahkim (penyelesaian dengan adil dan damai). Semula Ali menolak, tetapi karena desakan sebagian tentara akhirnya Ali menerimanya, namun Tahkim malah menimbulkan kekacauan, sebab muawiyah bersifat curang, sebab dengan Tahtim Muawiyah berhasil mengalahkan Ali dan mendirikan pemerintahan tandingan di Damaskus. 

Sejarah Peradaban Islam | Khulafaur Rasyidin - Sementara itu, sebagian tentara yang menentang keputusan Ali dengan cara Tahkim, meninggalkan Ali dan membuat kelompok tersendiri yaitu Khawarij. Diantara perkembangan yang ada pada masa Khalifah Ali adalah :
  1. Terciptanya ilmu bahasa/nahwu (Aqidah nahwiyah)
  2. Berkembangnya ilmu Khatt al-Qur’an
  3. Berkembangnya Sastra

 
Copyright © 2000. Sejarah Peradaban Islam
Template Modified by Akhir Mali El-Bustany Gayo Proudly powered by Blogger